Ciri khas yang membedakan banyolan dan komedi adalah banyolan hanya mementingkan hasil tertawa yang diakibatkan oleh lakon yang dibuat selucu mungkin. Segi “entertaiment” lebih ditonjolkan daripada mutu artistic baik dalam halt eater maupun mutu literel.
Bayolan sering disebut komedi murahan atau picisan (kelas kambing). Aktifitas yang dilebih – lebihkan, over acting jika mendapat tepukan, disiplin waktu dan “disiplin acting” yang sangat kendor dapat terjadi di dalam banyolan adalah lelucon yang hidup dikalangan rakyat kebanyakan. Bisa saja masalahnya diulang ulang dan menjadi klise. Yang penting penonton tetap tertawa. Apa yang dipaparkan di depan tidak kita jumpai dalam komedi.Ilustrasi yang sekiranya dapat digunaan tentang farce adalah lakon lakon “Srimulat”. Permasalahan, tema, struktur ceritam dan sebagainya selalu diulang – ulang. Struktur cerita itu hanya dijadikan kulit saja untuk menimbulkan gelak tawa public. Hal yang sama juga kita jumpai dalam dagelan atau banyolan pada wayang dan ketoprak. Hal ini berbeda dengan komedi seperti karya karya Moliere, atau komedi Shakespeare seperti “Middle Summer Nightdream” dan “Saudagar Venesia”, misalnya. Dalam komedi tersebut struktur cerita, waktu, disiplin berperan, dan sebagainya selalu dipatuhi. Penonton tertawa atau tidak hal itu bukan persoalan.
Pembagian drama lainnya diberikan oleh Brockett. Ia memerinci komedi menjadi enam macam, yaitu sebagai berikut.
- Komedi Situasi
- Komedi Karakter/Watak
- Komedi Pengembangan Gagasan
- Komedi Sosial
- Komedi Gaya.
- Komedi Romantik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar